Flashback to remembered,
On the day we met,
I know to say it was destiny..
Berawal dari sebuah proses penerimaan, bertemu disaat bayang masa lalu mulai pudar di hatiku, saat gundah hati menetap, saat banyak yang mendekat. Masa itu masa abu, dimana mudah untuk jatuh hati bagiku.
Pertemuan itu, tak pernah kuduga sebelumnya, tak pernah terpikirkan di benakku, bahwa kaulah dia. Dia yg selama ini terlihat kabur bagiku, dalam penantian yang terus saja membuatku jatuh bangun dari asa yg entah kan berujung dimana.
Tak pernah kupinta dan kuduga, memilihmu adalah awal dari semua proses pendewasaan buatku. Semua rasa untukmu, membuatku belajar menjadi orang yang kuat. Sakit memang sering kurasakan bersamamu, sakit yang membuat banyak lubang di hatiku. Hingga sering kurasa aku tak akan sanggup, melewati dan meruntuhkan tembok halangan itu bersamamu.
Melihat semua usaha yang kamu lakukan tuk dapat bersamaku, membuatku tetap berjalan disisimu walau kadang logika sering menolakmu, sadarku meragukan keseriusanmu. Kebersamaan ini, sering dipandang sebelah mata karena tak tahu kebenaran. Biarlah, karena ini memang tak mudah dimengerti oleh yang lain.
Inikah jalan yang kupilih, mampukah aku untuk terus disisimu, sedang kadang kau tak mengerti inginku. Egois memang terasa untuk ku, tapi kucoba mengalah untuk kebahagiaanmu. Kau pun lakukan yang sama sepertiku dengan caramu sendiri yang kadang tak dapat kumengerti.
Pantaskah kau untukku???
Pantaskah aku untukmu???
Pantaskah kau kutunggu???
Arrrghh... betapa kecil dan piciknya aku jika berpikir demikian. Bukan pantas atau tak pantas, tak ada yang sempurna. Hanya mencoba untuk lebih bisa menerima. Menerima segala yang ada di dirimu dan diriku. Tahukah kau, ternyata begitu luasnya danau hati ini untuk menerima kurangnya dirimu, kelamnya masa lalumu, banyaknya salahmu, bahkan aku sendiri tak mengerti mengapa.
Sekarang, jika semua rintang telah dilalui dan sampai pada titik dimana semua kejelasan mulai menjadi nyata, akankah kau tetap berusaha wujudkan apa yang menjadi asa mu untuk memiliki hak padaku, hak sebagai pemimpinku. Semua tinggal tergantung dirimu, karena kunci itu kau yang pegang, 'Key of Our Future',
perhaps perhaps perhaps.
I knew it was destiny,
that we met,
knew each other,
and make relationship,
no regret on it.
hopefully it will end happily ever after as we want.
Bismillahirrahmanirrahim.
Hasbunallah wa ni'mal wakil...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar